Jumat, 20 September 2013

Produksi Jamur Shitake pada Media Log

Kegiatan inokulasi jamur shitake pada media log ini biasa dilakukan oleh grup laboratorium saya menjelang musim panas. Photo-photo ini saya ambil ketika saya masih sekolah di Jepang. Kegiatan ini seperti kegiatan rutin untuk anak-anak anggota baru pada lab saya. Setiap tahunnya pasti ada mahasiswa baru, sehingga agar mereka memiliki kecintaan pada bidang yang mereka tekuni yaitu di Lab Forest Biology Resource maka kegiatan tahunan ini dilakukan. Bisa dilihat di photo masih ada sisa-sisa salju.

Ada dua jenis bibit yang biasa digunakan yaitu bibit dalam bentuk kayu kapsul (botol atas) dan bibit serbuk kayu (botol bagian bawah). Bibit ini dibeli pada perusahaan khusus yang memproduksi bibit. Perusahaan ini memiliki lisense dalam produksi bibit. Bibit yang dijual adalah bibit yang sudah teruji dan memiliki kualitas yang baik. Pada setiap botol tertulis kode jamur, tanggal pembuatan, dan tanggal kadaluarsa.

Contoh bibit jamur pada kayu yang telah dibentuk meirip kapsul. Panjangnya kira-kira 2 cm dan lebarnya antara 0,1-0,3cm.

Pertama-tama log dibor dengan ukuran tidak jauh berbeda ukurannya dari bibit yang digunakan. Setiap log di bor pada 3 sisi log. Dari satu lubang bor ke lubang berikutnya berjarak 10-15 cm.

Untuk bibit yang berbetuk kapsul, diambil satu per satu dengan tangan (tidak steril) dan di palu ke dalam lubang yang telah di bor sebelumnya. Semua lubang terinokulasi bibit.

Untuk bibit berbentuk serbuk kayu, dipakai alat seperti pada photo. Alat ini terbuat dari tembaga yang ujung atasnya bisa ditekan dengan fleksibel agar bibit serbuk kayu yang ditancapkan ke dalam botol bisa keluar ketika bibit diinokulasi pada lubang log.

Pertama-tama alat yang terbuat dari tembaga ditancapkan ke dalam botol yang berisi bibit serbuk kayu. Bibit serbuk kayu akan tertahan di dalam lubang tembaga. Pengambilan bibit ini secara non-aseptis (tidak steril)

Alat tembaga yang telah berisi bibit serbuk kayu ditancapkan ke dalam log sambil menekan ujung atas tembaga, agar semua bibit serbuk kayu pindah ke dalam lubang log.

Tahap selanjutnya adalah mencairkan lilin. Ini berfungsi untuk menutupi lubang-lubang kayu yang telah diinokulasi bibit jamur agar tidak terkontaminasi ataupun di ganggu serangga.

Log yang telah diinokulasikan bibit jamur, permukaan lubang tersebut diolesi dengan lilin cair dengan cara memakai kuas. Lilin ini akan menutupi lubang-lubang tersebut dengan baik.

Beberapa bulan kemudian, bibit jamur yang diinokulasikan ke media log akan berubah menjadi jamur shitake.

Kegiatan ini cukup menyenangkan bagi mahasiswa terutama setelah melihat hasil jamur yang tumbuh pada log. Biasanya setelah jamur dipanen, kita akan masak bersama-sama di lab menikmati hasil panen yang ada.

In memory, Sapporo, Japan.

Afrida Sitmpul, PhD.