Apa sih
jamur kayu itu? Petani atau yang ingin bertani jamur sebaiknya harus tahu apa
jamur kayu itu. Karena sebagian besar jamur yang dibudidayakan adalah jamur
kayu, walaupun sebagian yg dibudayakan berasal dari kelompok mikoriza (jamur
yang bersimbiosis dengan akar tanaman).
Jamur
bersama bakteri adalah mikroorganisme yang memiliki peran penting dalam siklus
karbon, nitrogen, dan oksigen di muka bumi ini. Mereka adalah penghancur utama
(decomposer) bahan-bahan organik di alam. Seperti yang dilaporkan oleh Chang
dan Miles, 2004 dalam bukunya MUSHROOMS;
cultivation, nutritional value, medicinal effect, and environmental impact
bahwa jamur adalah organimisme yang tidak memiliki klorofil sebagaimana halnya
tumbuhan. Jamur tidak dapat menghasilkan makanan dari anorganik sederhana
seperti air, karbon dioksida, dan nitrat. Jamur menghasilkan makanannya dari
bahan organik kompleks, hidup maupun mati yang berasal dari tanaman maupun
hewan. Jamur yang memperoleh nutrisi dari bahan organik mati seperti dari
sisa-sisa hasil pertanian, kayu mati, ataupun dari kotoran hewan disebut jamur
saprofitik. Sedangkan jamur yang memperoleh nutrisi dari tanaman atau hewan
yang masih hidup disebut jamur parasitik. Jamur yang memperoleh nutrisi dengan
cara melakukan kerjasama yang saling menguntungkan dengan tanaman maupun hewan
disebut jamur simbiosis mutualisme.
Jamur-jamur
kayu adalah termasuk jamur kayu saprofit walaupun beberapa spesies memiliki
peran ganda sebagai saprofit dan parasit contohnya Ganoderma spp. Beberapa ahli jamur mengelompokkan jamur kayu
menjadi 2 bagian yaitu jamur pelapuk putih (white-rot fungi) adalah jamur yang
dapat menggunakan selulosa, hemiselulosa, dan lignin dengan bantuan enzim
selulase dan enzim ligninolitik sebagai sumber nutrisinya. Sedangkan kelompok
yang kedua adalah jamur pembusuk coklat (brown-rot fungi) yang hanya dapat
menggunakan selulosa dan hemiselulosa sebagai sumber nutrisinya dan
meninggalkan lignin sebagai jaringan yang berwarna coklat. Dan kebanyakan jamur
yang dibudidayakan petani adalah berasal dari kelompok jamur pelapuk putih.
Untuk memperoleh nutrisi, jamur terlebih dahulu mendegradasi
komponen-komponen yang yang ada pada kayu. Salah satu tulisan yang menurut saya
bagus untuk dibaca mengenai proses degradasi komponen kayu oleh jamur pelapuk putih adalah REVIEW; Biodegradation
of Lignin by White Rot Fungi yang ditulis
oleh Leonowicz dan kawan-kawan, 1999. Dalam tulisan ini dirangkum bagaimana
jamur kayu menghancurkan bahan-bahan organik kayu dengan menggunakan sistem
multienzim yang sangat kompleks. Walaupun belum 100% diketahui bagaimana
sebenarnya jamur kayu menghancurkan kayu dan memanfaatkan komponennya sebagai
nutrisi, tetapi berbagai penelitian telah dilakukan untuk mendapatkan bagaimana
mekanisme yang mendekati proses tersebut. Berikut adalah enzim-enzim utama yang
terlibat dalam proses degradasi kompenen kayu.
1.
Kelompok enzim selulosa: endo-1,4-b-glucanases
(EDG; EC 3.2.1.4), exo-1,4-b-glucanases EXG cellobiohydrolases (CBH, EC 3.2.1.91; glucohydrolases
GCH, EC3.2.1.?), dan b-glucosidases (BGS; EC 3.2.1.21)
2.
Kelompok enzim
hemiselulosa: Xylan; endo-1,4-bxylanase(EDX; EC 3.2.1.8), b-xylosidase (BXS; EC3.2.1.37), a-glucuronidase
(AGU; EC 3.2.1.?), a-Larabinofuranosidase(AAF; EC3.2.1.55), dan acetylesterase(AEE;
EC 3.1.1.6). Galaktoglukomanan; endo-1,4-b-mannanase (EDM; EC3.2.1.78), b-mannosidase
(BMS; EC 3.2.1.25), b-glucosidase(BGS; EC 3.2.1.21), dan a-galactosidase
(AGaS; EC3.2.1.22)
3.
Kelompok enzim ligninolitik: lignin peroxidase (LiP; EC
1.11.1.14), manganese–dependent peroxidase (MnP; EC 1.11.1.13),laccase (LAC; EC
1.10.3.2), horseradish peroxidase (HLP;EC 1.11.1.7), and dioxygenases such as
protocatechuate3,4-dioxygenase (P34D; EC 1.13.11.3), 1,2,4-trihydroxybenzene1,2-dioxygenase
(TBH12D), and catechol 1,2-dioxygenese (C12D; EC 1.13.11.1).
Enzim adalah
motor bagi jamur. Dengan enzim ini, jamur dapat memperoleh makanan dari
lingkungannya. Jamur memproduksi enzim secara ekstraselular dari proses metabolisme
sekunder. Pori kayu sangat kecil untuk dimasuki oleh miselia jamur (ukurannya
dalam mikrometer). Sehingga untuk itu jamur melepaskan enzim-enzim ke
lingkungan sekitarnya untuk proses degradasi. Disamping enzim, jamur juga
melibatkan beberapa mediator melekul rendah (low-molecular mediators).
Pelepasan enzim dan molekul ini tentu dipengaruhi beberapa faktor termasuk
ketersedian nutrisi, pH lingkungan, suhu, dan juga ketersedian oksigen.
Bersambung…..