Kamis, 01 November 2012

Teknik Pengisolasian Jamur Melalui Tubuh Buah (F0)

Di awal-awal saya mengenal mikrobiologi yaitu ketika magang di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), pekerjaan yang dilimpahkan ke saya adalah mengisolasi berbagai macam jamur kayu yang dikumpulkan dari hutan. Saya lulusan S1 kimia IPB. Penelitian saya waktu itu tentang enzim jamur kayu digunakan untuk memutihkan bubur kertas (Pulp). Berawal dari penelitian S1 lah saya mengenal jamur. Sampai S2 dan S3, saya melanjutkan tentang topik penelitian yang sama. Di waktu S2 saya benar-benar belajar keras untuk menemukan metode untuk mengisolasi jamur. Terutama pembimbing saya, Dr. Tamai Yutaka mengajarkan saya banyak hal tentang teknik isolasi ini. Waktu itu saya mengumpulkan ratusan sampel jamur baik dari tubuh buah maupun dari kayu-kayu yang sudah lapuk oleh jamur tapi tanpa tubuh buah. Setelah lulus S3, saya bekerja di salah satu perusahaan Kertas di bagian Research and Development (R&D) divisi Forestry (Kehutanan). Kembali lagi, pekerjaan utama saya di awal-awal bekerja adalah untuk mengisolasi jamur. Jadi boleh dibilang, saya sudah mengisolasi ribuan jamur kayu.

Seperti kita ketahui jamur tiram, kancing, shitake, dan enokitake adalah macam-macam jamur kayu. Jadi teknik pengisolasiannya hampir sama satu sama lain. Berikut cara-cara untuk mengisolasi jamur untuk mendapatkan F0 yang murni.

1. Bekerjalah di dekat api atau bunsen. Sebelum anda mulai bekerja, semprotlah tangan dan juga bagian luar jamur yang akan diisolasi dengan alkohol 70%. Belah dua bagian tubuh buah jamur secara berlahan. Ini berfungsi untuk mengambil jaringan bagian dalam dari jamur. Karena diperkirakan bagian ini steril dan terhindar dari kontaminasi.

2. Ambillah sedikit bagian dari jaringan tubuh buah jamur (kira-kira 1-2 mm2) terutama diantara batang dan payung jamur.

3. Tarulah diatas PDA dengan cara yang sangat steril (di dekat api).

4. Untuk menghemat media dan biaya, taruhlah beberapa potongan kecil jaringan jamur di atas PDA.

5. Dalam satu cawan petri, anda bisa menaruh 4-5 potongan kecil dari jaringan jamur. Agar pengisolasian terhindar dari kontaminasi, segellah bagian pinggir cawan petri dengan plastik wrap atau menggunakan polypore.

6. Setelah jaringan jamur mulai tumbuh pada tahap 5, kemudian murnikan ke cawan petri baru yang telah diisi PDA. Tahap ini disebut tahap pemurnian yaitu untuk memurnikan jamur dari bakteri atau jamur lainnya. Tahap pemurnian ini bisa dilakukan beberapa kali sampai didapatkan F0 yang murni. Semakin murni F0 yang di dapat, Insya Allah semakin baik bibit yang akan digunakan nantinya. 

7. Setelah pemurnian, F0 yang murni dapat di simpan di dalam botol-botol kultur untuk disimpan dalam jangka waktu yang lama. Apabila anda membutuhkan bibit F0, maka anda tidak perlu setiap hari mengisolasi. Cukup anda mengambil dari stock kultur yang ada. Tetapi perlu diingat, semakin sering kita menurunkan F0 ini ke PDA, bisa jadi potensial jamur tersebut semakin menurun. Sebaiknya anda harus mengetahui turunan berapa F0 yang anda akan gunakan. Ini berfungsi agar kualitas bibit yang anda turunkan nantinya tetap terjaga baik.

Semoga Teknik pengisolasian jamur diatas bermanfaat. Apabila ada pertanyaan atau komentar, saya akan sangat senang sekali. Silahkan hubungi saya di afrida_sitompul@yahoo.com atau telpon saya di 081388632022.

Afrida S.

Kamis, 25 Oktober 2012

Beberapa photo hasil percobaan saya di rumah

Jamur tiram saya tumbuhkan pada sisa kotak susu cair
Jamur tiram ini saya tumbuhkan pada media serbuk kayu tanpa adanya penambahan dedak. Jamur ini menunjukkan primordianya (Pinhead) pada hari ke 20 setelah penanaman bibit. Saya sangat menyukai experimen ini, walaupun menurut saya hasilnya belum maksimal seperti yang saya harapkan tetapi setidaknya saya bisa menunjukkan kepada seluruh petani jamur, bahwa penambahan nutrisi sederhana seperti gula dan dedak tidak menjamin cepatnya pembentukan jamur. Baglog ini panjangnya 1 meter.

Photo jamur tiram yang ditanaman pada baglog 1 meter diambil dari dekat.

Contoh baglog yang menunjukkan pertumbuhan miselia yang sehat. Miselia ini tumbuh dengan agresif disebabkan karena adanya nutrisi dan juga supplai oksigen yang cukup.

Saya dan jamur tiram yang saya tumbuhkan pada baglog 1 meter.

Jika anda punya pertanyaan atau ingin diskusi, silahkan kirimkan Email ke afrida_sitompul@yahoo.com atau telepon 081388632022.





Jumat, 19 Oktober 2012

Tips sukses dalam membudidayakan jamur

Beberapa tips berikut sangat penting untuk suksesnya membudidayakan jamur, antara lain;

1. Kebersihan; kebersihan sangat diutamakan untuk keberhasilan dalam membudidayakan jamur.Kumbung dan tempat pembibitan adalah dua tempat yang harus diutamakannya kebersihannya karena kalau tidak kontaminasi akan bersarang disana. Kemudian lingkungan sekitar kumbung harus juga bersih dan jauh dari sampah.

2. Sebaiknya kumbung terpisah dengan tempat pembibitan. Ini juga dimaksudkan untuk mengurangi kontaminasi pada saat anda memasukkan bibit ke dalam baglog. Sering-seringlah membersihkan tempat pembibitan selama anda bekerja terutama sisa-sisa serbuk kayu yang terbuang ke lantai.

3. Sebelum memulai pembibitan sebaiknya tempat anda bekerja disemprot dengan alkohol atau disinfektan. Kemudian diamkan sekitar 1-2 jam. Baru anda mulai bekerja.

4. Semprotlah tangan anda dengan alkohol 70% dan bekerjalah di dekat bunsen selama anda memasukkan bibit ke dalam baglog.  Tidak perlu tergesa-gesa selama pembibitan karena akan hanya memperbanyak presentase kontaminasi.

5. Jangan gunakan bibit yang miselianya telah menua. Biasanya dicirikan dengan miselia yang mulai menguning. Jangan juga gunakan bibit yang telah membentuk tubuh buah jamur karena bibit ini telah mengeluarkan zat-zat tertentu ke lingkungan sekitarnya sehingga dapat memperlambat tumbuhnya miselia di dalam baglog.

6. Bangunlah kumbung yang memiliki sistem sirkulasi udara yang baik.

7. Untuk daerah dataran rendah dengan suhu yang tinggi, memodifikasi kumbung jamur agar suhu dan kelembaban di dalam kumbung diperlukan. Kemudian diperlukan penyiraman dengan intensitas yang lebih sering dibanding daerah dataran tinggi.

Bagi anda yang ingin berdiskusi dengan saya, silahkan kirim Email ke afrida_sitompul@yahoo.com atau telpon: 081388632022.

Afrida S.

Rabu, 17 Oktober 2012

Koleksi kultur murni (F0) yang saya miliki



Saya memiliki beberapa koleksi kultur murni (F0) dari beberapa daerah dan negara yaitu antara lain; Pleurotus ostreatus (tiram putih) asal Jepang termasuk didalamnya yang diisolasi dari hutan (wild), dari petani jamur (cultivar), dan juga bibit F0 khusus untuk temperatur rendah. Jamur tiram putih asal Cina yaitu khusus untuk suhu tinggi. Jamur tiram putih asal Jawa barat dan beberapa daerah lainnya di Indonesia. Disamping jamur tiram putih, saya juga mempunyai koleksi jamur tiram pink (Pleurotus salmoneostramineus), Pleurotus pulmonarius (Indonesia), Jamur tiram abu-abu (Pleurotus sajour caju, Indonesia dan Jepang), Shitakee (Lentinus edodes, Indonesia), dan jamur merang (Volvariella volvacea, Indonesia).



Pemesanan Bibit Jamur

Foto atas adalah bibit F0 (kultur murni) pada media PDA dengan menggunakan cawan petri plastik steril. Sedangkan foto dibawahnya adalah contoh bibit F1 dengan menggunakan media serbuk kayu dan jagung biji dengan perbandingan 1:4 dikemas dalam plastik dengan menggunakan micropore untuk sirkulasi udara. Media plastik digunakan untuk mempermudah pengaplikasian bibit jamur oleh para petani, kemudian kelebihan media plastik juga memperkecil kontaminasi selama pembibitan. Kelebihan lainnya, dengan menggunakan plastik, akan mempermudah pengiriman dan menghemat ongkos kirim. Untuk informasi selanjutnya silahkan hubungi saya di 081388632022 atau afrida_sitompul@yahoo.com.

Minggu, 09 September 2012

Dijual Bibit Jamur

Untuk memenuhi kebutuhan petani jamur akan bibit yang baik, maka saya mencoba memproduksi bibit jamur terutama jamur tiram. Saya menyediakan bibit F0, F1, F2, dan F3. Semua tergantung pemesanan. F1, F2, dan F3 dikemas pada plastik. Hal ini untuk memudahkan pengiriman dan penghematan ongkos kirim. Kemasan plastik yang digunakan menggunakan micropore agar membantu sirkulasi oksigen yang baik sehingga kualitas bibit Insya Allah terjamin.

Apabila anda tertarik untuk meng-order, silahkan hubungi ke:

Email: afrida_sitompul@yahoo.com
Telepon: 081388632022

Budidaya Jamur Tiram pada Daerah Panas

Sebelumnya saya pernah menulis tentang budidaya jamur tiram secara umum. Pada kesempatan ini saya akan coba membahas budidaya jamur tiram untuk daerah panas.  Tulisan ini berdasarkan pengalaman saya yang tinggal di Balikpapan yang terkenal dengan panas, dataran rendah (pinggir pantai), dan memliki kelembapan tinggi (75-90%).

Seperti kita ketahui, bahwa jamur menyukai kondisi yang lembab tetapi kering. Miselia jamur tiram dapat tumbuh pada suhu antara 27-28 derajat celcius dengan kelembaban 80-90%. Untuk pembentukan tubuh, jamur tiram tidak begitu tergantung kepada suhu, tetapi sangat bergantung pada kelembaban, baiknya antara 95-99%. Disamping kelembaban, pembentukan tubuh buah memerlukan ketersedian oksigen. Untuk mendapatkan oksigen, baiknya petani membuat sebaik mungkin sirkulasi udara yang baik pada kumbung.

Apabila suhu sekitar 30 derajat dan kelembaban dibawah 80%, kemungkinan produksi pembentukan tubuh buah akan menurun. Oleh sebab itu, baiknya para petani harus memodifikasi kumbungnya dengan cara membuat saluran air disekitar kumbung. Agar murah, bisa menggunakan bambu. Alternatif lain, bisa membuat kolam-kolam kecil di bawah rak.

Dari uraian singkat diatas, ada dua hal yang harus sangat diperhatikan petani jamur daerah panas, yaitu:
1. kelembaban (90-99%)
2. Ketersedian Oksigen (sirkulasi kumbung yang baik)

Kamis, 28 Juni 2012

Pembuatan media F0 atau kultur jamur

Dari sekian banyak petani jamur yang saya temui, masih banyak hal-hal yang  kurang dipahami mengenai pembuatan media F0. Dalam istilah mikrobiologi kegiatan ini adalah pengkulturan miselia jamur pada media agar. Media yang umum di kenal para petani untuk pengkulturan jamur adalah potato dextrose agar (PDA). jamur juga banyak dikulturkan para peneliti jamur pada media malt extract agar (MEA). Dibandingkan media MEA, PDA lebih kaya nutrisi glukosa. Sebagian jamur kayu tidak bisa hidup pada media yang kaya nutrisi sehingga pertumbuhan jamur menjadi lambat, sehingga penggantinya digunakan media MEA.

Kita bisa mendapatkan bibit F0 dari jaringan tubuh buah jamur dan spora. Masing-masing ada keunggulan dan kelemahan membuat bibit dari jaringan tubuh buah jamur dan spora, antara lain:
- Keunggulan membuat bibit dari jaringan tubuh buah jamur: lebih mudah dan praktis. Apabila jamur yang diambil jaringannya dari species yang unggul, maka turunan berikutnya juga akan unggul.
Kelemahannya: apabila jamur yang diambil jaringannya dari species yang tidak bagus, maka turunannya juga akan tidak bagus.

-Keunggulan membuat bibit dari spora: Bisa menghasilkan keturunan yang berbeda dari induknya dan juga bisa lebih baik.
Kelemahannya: Bisa menghasilkan keturunan yang tidak kurang bagus dari induknya. Mengembangkan F0 dari spora lebih rentan untuk kontaminasi disaat pengisolasian dan lebih rumit dibandingkan teknik jaringan.

Dari alasan di atas, maka F0 lebih banyak dikembangkan dari jaringan tubuh buah jamur (teknik jaringan).

Teknik isolasi tubuh buah jamur dari jaringan;

1. Penyedian media PDA, pada postingan sebelumnya saya telah menulis cara membuat PDA sendiri. Tetapi sebagai saran, apabila anda ingin serius untuk mendapatkan bibit F0 yang baik, saya lebih menyarankan untuk menggunakan media PDA instant yang bisa dibeli supplier-supplier alat-alat dan bahan mikrobiologi. Atau apabila anda ingin membelinya dalam skala kecil, anda bisa menghubungi saya. Harga PDA instant bervariasi mulai 800.000 (buatan India) sampai jutaan. Umumnya ukurannya 500 gram PDA. Dengan berat 500 gr, kita bisa membuat 12,8 L media. Saya menyarankan media instant karena komposisinya lebih tepat untuk menstimulasi pertumbuhan jamur dan tentunya lebih praktis.

2. Penyediaan alat petri dish (dalam bahasa indonesia cawan petri. Saya lebih menyarankan pembuatan F0 pada cawan petri dibandingkan di dalam botol-botol. Hal ini disebabkan, karena apabila menggunakan botol akan lebih rumit untuk mendapatkan F0 yang murni atau bebas dari bakteri atau jamur pengkontaminasi.

3. Teknik pengisolasian;
- Bersihkan meja atau laminar atau tempat anda bekerja dengan menyemprotkan alkohol 70% alkohol. Kemudian lap dengan lap bersih, kalau bisa lap yang telah disterilkan terlebih dahulu, atau lap dengan menggunakan tissue. Jangan lupa untuk menyemprot alat-alat yang akan anda gunakan seperti bunsen, scalpel, atau pinset dengan menggunakan alkohol 70%. Tuangkan sekitar 10-20 ml alkohol 95% ke botol atau wadah kecil untuk menempatkan scapel atau pinset.
- Isilah bunsen dengan spritus sebagai bahan bakar.
- Semprot bagian luar jamur dengan alkohol 70%. Lalu bekerjalah dengan dengan api bunsen. Belah dualah secara berlahan tubuh buah jamur. Kemudian ambillah bagian tengahnya (kira-kira 0,1-0,3 cm) dengan scalpel atau pinset. Taruh diatas media agar yang telah di tuang ke dalam cawan petri. Dalam satu cawan petri, bisa di taruh 4-5 titik jaringan jamur. Tutup cawan petri dengan tututpnya dan balut bagian sisi luar cawan petri dengan wrapping atau micropore. Inkubasi pada suhu kamar 25-30 derajat celcius dan tunggu 3-4 hari.
- Begitu jamur sudah tumbuh dari jaringan jamur, ambillah sedikit bagian miselia jamur yang tumbuh (1x1 cm) dan tempatkan pada cawan petri baru yang telah mengandung media PDA dan inkubasi pada suhu kamar untuk 5-7 hari. Setelah tumbuh dan tidak ada kontaminasi, F0 siap untuk  dikembangkan untuk bibit F1 pada media biji-bijian.

Teknik pengisolasian yang saya tulis ini berdasarkan pengalaman saya mengembangkannya di lab mikrobilogi dan di rumah. apabila anda belerja di rumah, anda bisa menggunakan panci presto sebangai pensterilisasi. Untuk membuat media PDA dengan panci presto, setelah panci bener-benar panas yaitu pada saat uap banyak keluar, tunggulah sekitar 30 menit. Setelah itu, matikan kompor dan tunggu sampai suhu 40 derajat celcius.

Silahkan hubungi saya di afrida_sitompul@yahoo.com apabila anda mempunyai pertanyaan sekitar budidaya jamur.

Afrida S.





Jumat, 15 Juni 2012

Cara membuat media Potato Dextrose Agar (PDA)

Media yang umum digunakan untuk menumbuhkan jamur adalah potato dextrose agar (PDA). Media ini sangat kaya nutrisi karena kandungan ekstrak kentang dan juga dektrosa. PDA dapat di buat sendiri baik di laboratorium maupun di rumah dengan menggunakan peralatan dapur.

Bahan
400 gr kentang (kupas kulitnya)
15 gr dektrosa
15 gr agar-agar
1000 ml air (suling atau sumur)

Alat
Erlenmeyer flask (botol)
Panci
Pisau
Autoclave (bisa diganti dengan panci presto apabila bekerja di rumah)

Cara kerja
1. Potang kentang dadu (3x3x3 cm) kemudian tambahkan air 1L.
2. Rebus kentang hingga mendidih, kemudian kecilkan api dan biarkan selama 1 jam. Ini berfungsi agar sari-sari dari kentang terlarut ke dalam air. Selama 1 jam, air terus ditambah agar volume tetap 1 L.
3. Saring dengan kain kasa (lebih baik 2x penyaringan)
4. Diamkan 1 malam atau beberapa jam untuk mengendapkan residu kentang.
5. Saring kembali dan tambahkan air sampai vol 1 L dan masukkan ke dalam Erlenmeyer flask (botol)
6. Hangatkan kembali kentang dan tambahkan dektrosa dan agar

Catatan: cara kerja 4 dan 5 juga tidak apa-apa untuk dilewatkan.

Apabila autoclave tersedia, maka media PDA yang telah dibuat disterilkan selama 15 menit pada suhu 121 derajat celcius dan 1 ATM. Tetapi apabila tidak tersedia autoclave, gunakan panci presto. Setelah panci presto panas, mulailah menghitung waktu, setidaknyadiamkan media PDA dalam panci selama 30 menit. Setelah itu biarkan media dingin. Apabila Erlenmeyer sudah bisa dipegang (kira-kira temperatur 40 derajat), maka  media bisa dituang ke petri dish (cawan) ataupun botol kultur.

Sebagai informasi: Pengalaman saya membuat media PDA di rumah atau menggunakan alat-alat dapur, cukup ribet. Untuk lebih praktisnya, PDA instant lebih baik kualitas maupun kebersihan dalam pembuatannya. Kemudian PDA buatan sendiri terkadang kekentalan agarnya tidak pas. Apalagi kalau menggunakan agar-agar untuk makanan sebagai pengentalnya.

Sebelumnya saya juga menggunakan cawan Petri yang terbuat dari kaca dan saya sterilkan dengan menggunakan panci presto. Kesterilan bisa dicapai, tetapi muncul masalah dengan uap air disekeliling cawan. Uap air ini mengundang datangnya kontaminasi bakteri. Sehingga sekarang saya menggunakan cawan petri plastik yang sudah steril dari pabrik. Keuntungannya sudah steril dan tinggal dipakai. Kerugiannya, hanya bisa sekali pakai dan harganya sedikit mahal.

Apabila anda ingin berkonsultasi seputar budidaya jamur, silahkan kirim email ke afrida_sitompul@yahoo.com.

Salam,

Afrida S.

Ilustrasi bagaimana membudidayakan jamur tiram

Ini adalah salah satu link yang saya suka yaitu "Mushroom Growers Handbook 1" satu Bab akan saya tunjukkan di blog ini. Bab ini menceritakan bagaimana memproduksi dan membudidayakan jamur.

http://www.fungifun.org/mushworld/Oyster-Mushroom-Cultivation/mushroom-growers-handbook-1-mushworld-com-chapter-3-1.pdf

Budidaya Jamur Tiram

Masyarakat Indonesia sedang giat-giatnya mengembangkan jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus). Sebenarnya ada beberapa keluarga jamur tiram seperti jamur tiram merah muda (Pleurotus djamor), jamur tiram abu-abu (Pleurotus cystidius), jamur tiram kuning (Pleurotus citrinipileatus).

Pada umumnya cara membudidayakan jamur apa saja, hampir sama satu sama lain. Apalagi kalau bibit induknya berasal dari daerah yang sama. Tetapi kadang setiap jamur punya kebutuhan temperatur, cahaya, oksigen, CO2, dan komposisi nutrisi yang berbeda-beda.

1. Substrat
Jamur tiram adalah jamur yang paling besar untuk jangkauan substratnya. Hampir semua jenis kayu keras (hardwood) ditumbuhi jamur tiram. Mereka juga bisa ditanam pada substrat jerami, cocopeat (sabuk kelapa), rumput-rumputan, ampas tebu, kulit kacang tanah, dan juga kulit kopi.

2. Nutrisi
 Jamur tiram memerlukan Karbon sebagai nutrisi utama dan nitrogen untuk pembentukan protein. Disamping itu, jamur tiram memerlukan nutrisi pendukung seperti K, P, Si, Fe, Mg. Biasanya nutrisi pendukung ini tersedia dalam jumlah kecil pada kayu ataupun dedak, kapur, atau gypsum yang ditambahkan. 

3. Lingkungan
Miselia jamur tiram tumbuh pada  kisaran 20-30 derajat celcius. Pins head (primordia) terbentuk pada kisaran 10-20 derajat celcius. Kadar air substrat 60-75%. Selama pembentukan tubuh buah memerlukan kelembapan udara sekitar 80-90%. Pada saat pertumbuhan miselia, cahaya tidak begitu banyak dibutuhkan tetapi pada tahap produksi tubuh buah diperlukan sirkulasi udara dan pencahayaan yang baik. Bagaimana baiknya pun nutrisi yang ada pada media, tetapi apabila kondisi yang diberikan selama inkubasi dan pembentukan tubuh buah, semuanya bisa gagal untuk mendapatkan hasil yang baik.

Para petani sebaiknya mengerti kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan jamur selama pemeliharaan. Jamur tiram putih juga memiliki beberapa 'strain'. Bisa jadi sama-sama jamur tiram putih tetapi karakternya berbeda. Bibit F0 yang paling baik adalah diperoleh dari alam (hutan) yang kemudian dikulturkan di laboratorium dan dikembangbiakkan untuk digunakan sebagai bibit turunan berikutnya. Tetapi apabila tidak diperoleh tubuh buah dari alam, bisa diisolasi jamur tiram dari tubuh buah yang sehat. Pengisolasian ini membutuhkan teknik tertentu dan juga keterampilan. Ini juga didukung oleh pengalaman. Karena sering kali dalam pengisolasian ini terjadi kontaminasi, baik oleh jamur ataupun bakteri yang tidak diinginkan.


Kamis, 14 Juni 2012

Sekilas tentang jamur

Jamur dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian berdasarkan ekologinya, yaitu: Mikoriza (jamur menguntungkan yang dapat bersimbiosis dengan tanaman), Parasit (jamur yang dapat membunuh inangnya), dan Saprofitik (jamur yang berfungsi dalam pembusukan zat-zat organik).

Jamur di alam berfungsi sebagai pendegradasi senyawa-senyawa organik seperti kayu, daun, dan ranting. Sehingga dengan adanya kegiatan ini terjadilak siklus makanan di alam. Senyawa organik yang berada pada kayu kembali ke dalam tanah dan kemudian akan diserap kembali oleh tanaman yang baru tumbuh. Jamur juga dapat bersimbiosis dengan tanaman (matsutake, boletus, chanterelles, dan truffle) sehingga zat makanan yang di dalam tanah seperti pospor and nitrogen dapat diserap oleh tanaman. Beberapa jamur juga dapat berperan sebagai penyakit seperti penyakit rust, smut, busuk daun, busuk akar, ataupun busuk batang. Tidak hanya pada tanaman, jamur juga dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan.

Tetapi bagaimanapun setelah diteliti, keuntungan jamur jauh lebih banyak dibandingkan dengan kerugiann yang disebabkannya. Dan dari beberapa penelitian yang dilakukan, jamur yang tumbuh di alam lebih banyak yang bisa dimanfaatkan baik dikonsumsi manusia maupun digunakan dalam berbagai industri.

Berikut gambar yang menunjukkan siklus hidup dari jamur (Basidiomycetes);



Jika anda ingin berdiskusi atau berbagi pengalaman tentang budidaya jamur, silahkan kirim email ke afrida_sitompul@yahoo.com

Salam,

Afrida S.



Jamur yang telah dikembangkan

Kelezatan cita rasa jamur telah dikenal oleh keluarga kerajaan Cina, Korea, dan Jepang sejak 3000 tahun silam. Tetapi hanya keluarga kerajaan yang boleh menikmatinya disebabkan terbatasnya kesediaan jamur pada saat itu. Tetapi seiring dengan waktu, masyarakat mulai membudidayakannya dan sampai sekarang, jamur adalah makanan yang umum dikonsumsi oleh masyarakat Cina, Korea, dan jepang.

Disamping tiga negara maju diatas, beberapa negara di Eropa dan Amerika juga telah menguasai teknik pengembangan jamur. Sehingga pertanian jamur yang mereka kelola sudah dengan cara yang sangat modern sekali.

Beberapa jamur konsumsi yang telah dikembangkan di negara-negara tersebut diatas;
1. Gilled Mushroom: Himematsutake, Portobello mushroom, black poplar, Enokitake
2. Clustered wood-lovers: Kuritake
3. Beech Mushroom: Buna-Shimeji
4. Shiitake
5. Nameko
6. Oyster Mushroom: Golden oyster, pink oyster, king oyster, tarragon oyster
7. Paddy Straw  Mushroom

Di indonesia terutama di pulau jawa, para petani telah mengembangkan biakkan jamur tiram (oyster mushroom, Pleurotus ostreatus), jamur merang (paddy straw mushroom), dan juga jamur kancing (Agaricus bisporus).

Dengan blog ini saya akan coba bahas secara umum tentang kebutuhan yang umum diketahui untuk mengembangbiakkan jamur termasuk nutrisi dan kondisi yang dibutuhkan.

Apabila anda ingin berdiskusi ataupun berbagi ilmu mengenai budidaya jamur, silahkan kirimkan Email ke afrida_sitompul@yahoo.com.

Salam,

Afrida S.

Tentang saya

Saya Afrida Sitompul, lulusan S2 dan S3 dariUuniversitas Hokkaido, Jepang di fakultas Pertanian jurusan kimia pertanian. Saya lulus S1 dari Institut Pertanian Bogor, jurusan kimia.

Blog ini saya buat untuk berbagi ilmu dengan masyarakat Indonesia tentang budidaya jamur. Awalnya saya belajar tentang enzim-enzim yang diproduksi jamur-jamur kayu. Tetapi lama-kelamaan hati saya semakin mengagumi dan terus ingin mempelajari jamur dan kehidupannya. Sampai akhirnya, saya ingin berbagi ilmu kepada orang banyak, apa saja yang telah saya pelajari dan saya ketahui tentang cara mengembangbiakkan jamur.

Diawal-awal ketertarikan saya hanya belajar jamur sekali kecil di laboratorium tetapi seiring dengan berjalannya waktu, saya mencoba menghubungi beberapa petani jamur. Dengan berbagi pengetahuan dengan mereka, saya mendapat pelajaran bahwa masih banyak diantara para petani jamur yang tidak mengetahui dengan baik teknik-teknik pengembangkan bibit jamur, media yang digunakan, temperatur, cahaya yang dibutuhkan jamur, kumbung (rumah-rumah) jamur yang baik, dan cara pengolahan limbah sisa jamur.

Dengan bloq ini saya akan berusaha bahas satu demi satu sesuai dengan ilmu yang saya dapatkan dari membaca berbagai macam literatur dan juga berdasarkan pengalaman saya.

Apabila ada yang ingin berdiskusi dengan saya mengenai jamur dan budidayanya, silahkan hubungi saya di afrida_sitompul@yahoo.com.

Salam,

Afrida S.